![]() |
| Sumber: pustakajaya.web.id |
Ditulis selama sepuluh tahun, memuat
sekitar 3.500 lema, tak pelak buku ini merupakan rujukan paling lengkap tentang
Sunda dan kesundaan.
Mungkin sudah sangat sedikit anak-anak Sunda masa kini yang melakukan
permainan dan nyanyian dengan lirik lagu Pacici-cici Putri pada sore hari
yang cerah. Permainan dan nyanyian yang demikian populer pada tahun-tahun silam
itu tak lagi mengisi waktu senggang mereka. Lirik lagunya yang ceria: Pacici-cici
putri/serélék kembang celempung/ali-ali pamadatan/goréng adat tigurubas/kalau mau
kembang apa, mungkin dalam sekian tahun ke depan hanya tinggal dikenang orang
melalui cerita orang-orang tua.
Dan, hilangnya kebudayaan asli daerah jelas tak cuma monopoli
etnis Sunda. Di negara Bhinneka Tunggal Ika yang mengakui pluralitas budaya, justru
kebudayaan daerah yang mencerminkan keanekaragaman itu terancam kepunahan.
Ajip Rosidi, salah seorang aktivis kebudayaan daerah, menjawab
tantangan itu dengan langkah konkret. la bersama sebuah tim melakukan sebuah usaha
yang tak tanggung-tanggung: menyusun buku rujukan untuk mengenal kebudayaan
salah satu etnis paling berpengaruh di Indonesia: Sunda.
Usaha yang memakan waktu hampir sepuluh tahun itu berbuah dengan
terbitnya sebuah buku berjudul Ensiklopedi Sunda: Alam, Manusia, dan Budaya,
yang diluncurkan pada awal September lalu. Ensiklopedia setebal lebih dari 700 halaman
itu memuat sekitar 3.500 lema, mulai dari entri Aam Amilia (pengarang dan wartawati)
hingga Zainal Asikin Kusumah Atmadja (pensiunan hakim agung).
Usaha Ajip Rosidi dkk. itu tampaknya menegaskan kembali pandangan
Ajip bahwa kebudayaan daerah tak seharusnya dipertentangkan dengan kebudayaan nasional.
Sejak 1950-an, ia telah melakukan langkah-langkah konkret untuk mengembangkan
kebudayaan daerah, misalnya menulis cerita-cerita lama dari daerah Sunda dan Jawa
ke dalam bahasa Indonesia. La juga mendirikan dan memimpin Proyek Penelitian Pantun
dan Folklor Sunda pada 1970.
Lantas, pada 1989 Ajip merogoh kantongnya sendiri untuk memberikan
Hadiah Sastra Rancagé kepada sastrawan
yang menghasilkan karya terbaik dalam bahasa Sunda yang hingga kini telah berlangsung
selama 12 tahun. Dan, boleh dibilang aktivitas itu tercatat sebagai hadiah sastra
"paling awet" di Indonesia.
Maka, penerbitan Ensiklopedi Sunda ini haruslah dilihat
sebagai usaha konsisten Ajip. Tak sembarang orang yang mau bertekun-tekun untuk
sesuatu usaha yang barangkali mirip kata pepatah: "membangkit batang terendam". Tak mengherankan pula
bila orang seperti Prof. Dr. Muhammad Haji Salleh, sastrawan Malaysia, mengatakan,
"Orang Sunda beruntung karena mempunyai kelompok sarjana dan aktivis
kebudayaan yang dinamis," ketika dimintai komentarnya mengenai buku ini.
Tentu saja dalam proses penulisan ensiklopedia ini bukan tanpa
kendala. Yang terbesar adalah kesulitan dalam mencari data. Dokumen-dokumen
yang bersangkutan dengan suatu hal tertentu sulit dicari karena "orang Sunda
tidak atau belum mempunyai tradisi memelihara dan membina dokumentasi". Walau
begitu, hingga saat ini ensiklopedia yang dalam penyusunan dan penerbitannya mendapat
dukungan dari Toyota Foundation ini tetaplah merupakan buku rujukan paling lengkap
tentang alam, manusia, dan budaya suatu etnis di Indonesia. Nama orang, adat-istiadat,
pantun, alat-alat, makanan, dan pelbagai manifestasi kebudayaan Sunda terdokumentasikan
dengan cukup baik.
Untuk siapa sesungguhnya ensiklopedia ini ditulis, selain
untuk orang-orang yang ingin mengenal kebudayaan Sunda? "Yang perlu mengenal
kebudayaan-kebudayaan daerah itu dengan baik bukan hanya orang-orang yang berasal
dari luar daerah itu, tapi juga warga daerah yang bersangkutan, sehubungan
dengan terjadinya arus globalisasi yang merasuk ke segala pelosok dan
terjadinya banyak pemutusan akar-akar tradisi karena tidak ada lembaga yang secara
nyata dan berencana memelihara dan mewariskannya," ujar Ajip, yang sejak 1981
menjadi guru besar tamu pada Universitas Bahasa Asing Osaka, Jepang, itu.
Tulisan ini dimuat
dalam rubrik “Rehal”, Majalah Forum
Keadilan, No. 30, 29 Oktober 2000.

Komentar
Posting Komentar