Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Sersan Grung-Grung dan Dwianto Setyawan

Disebut Sersan Grung-Grung karena batuknya berbunyi "grung-grung". Dia adalah tokoh cerita anak yang populer pada 1980-an. Nama aslinya Pak Darpodiroto namun lebih dikenal dengan panggilan Sersan Grung-Grung. Bersama mobil tua dan 6 orang anak ( yaitu Raka, Martinus, Samsul, Argo, Ninung dan Linda), dia membantu polisi memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi. Pengarangnya Dwianto Setyawan, kelahiran 12 Agustus 1949, berasal dari Kota Batu, Jawa Timur. Mulanya serial Sersan Grung-Grung dimuat secara bersambung di Majalah Bobo , kemudian dibukukan oleh Penerbit Gramedia. Ada 9 judul yang telah terbit, yaitu (1) Sersan Grung-Grung , (2) Rahasia Gua Jepang , (3) Orang-Orang Serakah , (4) Komplotan Daun Emas , (5) Penyamar Ulung , (6) Rencana Terselubung , (7) Ratu Bergaun Hitam , (8) Rahasia Topeng Berkumis , dan (9) Pala-Pala Motosep . Dwianto Setyawan mulai menulis pada 1972 dan telah menerbitkan puluhan judul novel anak. Termasuk pengarang favorit pada 1980...

Seri Margasatwa C. Bernard Rutley

Salah satu buku favorit ketika saya duduk di bangku SD adalah Seri Margasatwa karya penulis Australia C. Bernard Rutley, yang mengisahkan dengan sangat menarik mengenai kehidupan hewan di alam liar. Di Indonesia serial ini diterbitkan oleh NV Masa Baru (yang kemudian menjadi Penerbit Ganaco) pada sekitar 1974 (gambar paling kiri). Belakangan seri ini juga diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan (dua gambar yang di tengah). Ternyata terdapat 14 judul buku yang merupakan bagian dari seri ini, antara lain Cakma: Perampok Liar di Bukit Karang (kera babon), Piko: Pengempang Ulung di Air Tawar (kastor), Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya (harimau), dan Loki: Begal Bengis di Padang Salju (serigala). Di pasar buku loak masa kini, serial ini amat sulit diperoleh. Setelah mencari kian kemari, saya mendapatkan satu judul buku Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya di sebuah toko buku daring pada pertengahan 2015. Gambar paling kanan menunjukkan contoh Serial Margasatwa yang sama yang...

Kisah Pelayaran Doktor Dolittle

Salah satu buku yang paling saya sukai karena sangat imajinatif adalah Kisah Pelayaran Doktor Dolittle karya Hugh Lofting. Saya membacanya di perpustakaan SMP, sampulnya berwarna biru, dengan ilustrasi karya penulisnya sendiri: sang doktor gemuk-bundar duduk di lengkungan bulan sabit sambil meneropong. Di atas bulan sabit itu juga sebuah kapal dengan layar putih bertengger; latar belakangnya lan git biru dengan bintang-bintang berkerlipan. Lewat terjemahan (lagi-lagi, terima kasih Pak) Djokolelono, kisah petualangan doktor yang dapat berbicara bahasa hewan ini, betul-betul mempesona. Belakangan saya tahu bahwa Hugh Lofting, seorang insinyur berkebangsaan Inggris yang menulis cerita ini, telah menulis 12 judul buku serial Dr. Dolittle yang tergolong klasik dalam dunia bacaan anak-anak sedunia. Telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, diadaptasi menjadi drama, film kartun, hingga film layar lebar (Film Dr. Dolittle yang dibintangi Eddie Murphy, 1998, ter...

Lamunan-Lamunan Lepas yang Menemukan Bentuk

Dari enam novel yang ditulis Titi Nginung, yaitu Opera Jakarta, Opera Jakarta-Hongkong, Opera Bulutangkis 1995, 22-1-19, Opera Pencakar Langit , dan Elizabeth Ngatini Alias Tiger ada satu hal yang bisa ditarik bahwa titik awal dari semua penulisannya adalah lamunan. Sebuah obsesi tentang tokoh-tokoh super yang manusiawi. Pahlawan-pahlawan yang bukan bersembunyi di balik topeng dan berkekuatan hebat yang didapat lewat proses fiksi ilmiah seperti Superman atau tokoh-tokoh komik versi Barat. Ia juga bukan tokoh-tokoh “berotot kawat bertulang besi” versi wayang atau versi komik Indonesia, yang asal-muasalnya lebih mirip dongeng siluman. Tapi tokoh-tokoh ini adalah manusia berdarah-berdaging yang hidup di sekitar kita juga. Tokoh-tokoh yang mungkin juga lahir dari lamunan kita, tapi tak sempat terumuskan secara jelas. Dan ketika tokoh semacam itu terlahirkan lewat Yoko, tokoh utama Opera Jakarta (OJ) yang dimuat pertama kali sebagai cerita bersambung di Kompas dan ke...