Langsung ke konten utama

Tragedi 11 September—Hancurnya WTC dan Pentagon


OSAMA BIN LADEN AKHIRNYA JADI TERTUDUH

Orang jadi tertegun ketika Gedung WTC dan Pentagon, tiba-tiba hancur dan hampir saja rata dengan tanah. Tidak seorang pun akan menyangka bahwa Amerika Serikat—negara adikuasa, dan digdaya untuk segala hal, ternyata harus terkulai tanpa ada signal sedikitpun dari teknologi yang dipunyai.

11 September 2001, bertepatan hari Selasa, Amerika tertimpa naas, dan orang menamakan kejadian itu sebagai "Selasa Hitam."

Pagi itu Gedung WTC dan Pentagon masih tegar berdiri sebagai ikon Amerika Serikat, namun ketika kehidupan Motropolis New York baru mulai kehidupannya. Jalan belum juga mulai ramai, dan sebagian perkantoran baru membuka matanya, ketenangan kota sontak terusik…

Suasana tenang itu tercabik-cabik oleh sebuah Boeing 767 American Lines yang terbang begitu rendah. Pesawat ini secara tiba-tiba muncul menabrak Bagian Utara menara WTC yang kurang lebih berketinggian 417 meter, dengan lantai 110.
Saat itu tepatnya pukul 08.48, bagaikan sebuah rudal yang menghujam, dan secara tiba-tiba membakar gedung itu, kepulan asap pun tak terhindari, justru berlangsung membumbung.

Kepanikan pun terjadi, hiruk-pikuk jeritan tangisan tak dapat terelakkan, bahkan respons kesedihan itu belum rampung, tepatnya pukul 09.06, sebuah pesawat Boeing 757 milik United Airlines yang lain menabrak Menara bagian selatan WTC.
Ternyata tak hanya dua pesawat yang menyerang negeri Paman Sam ini, ada dua pesawat lain yang bereaksi pada saat yang bersamaan.

Sebuah pesawat American Airlines penerbangan 77 “nylonong” ke kawasan sakral, markas besar militer AS dan “menjatuhkan dirinya” di Gedung Pentagon di Washington, DC. Pesawat yang seharusnya terbang ke Los Angeles ini mencongkel sisi barat Gedung Pentagon dan menyebabkannya terbakar dan runtuh.

Tak sampai setengah jam setelah Gedung Pentagon diserang sebuah pesawat United Airline Penerbangan 93—yang menurut dugaan akan diarahkan ke Gedung Putih—dikabarkan jatuh di Stony Creek, Pennsylvania. Reaksi cepat atas kejadian itu memang patut diapresisasi, betapa tidak, pemerintah AS mengerahkan sekitar 400 agen yang tersebar di seluruh pelosok AS, hasilnya dengan cepat mendeteksi 36.000 petunjuk, namun kesalahan pun juga terjadi, FBI salah mengidentifikasi.

Pada Jumat, 14 September, pemerintah AS mengumumkan bahwa tersangka utama penyerangan WTC dan Pentagon adalah Osama bin Laden.

Itulah guratan tulisan yang diendus dari buku karya Ready Susanto.

Data Buku:
JUDUL: Osama Bin Laden—Jihad Sepanjang HayatPENULIS: Ready Susanto
PENERBIT: PT Kiblat Buku Utama
CETAKAN : II—Sya’ban 1422/November 2001

Buku ini bercerita tentang kronologi terjadi serangan WTC dan beberapa bangunan gedung lain yang ada di Amerika Serikat, bahkan diduga bidikan utamanya adalah Gedung Putih, karena Presiden Bush berada di sana.

Dalam buku juga mengambarkan bahwa Amerika kehilangan muka, karena teknologi yang digunakan memonitoring pesawat tumpul, apalagi yang diserang adalah markas pertahanan bergengsi, Pentagon. Seakan kalap bahkan FBI yang bertugas mengindentifikasi atas kejadian tersebut melakukan kesalahan besar, itulah wujud sebuah kegusaran yang terjadi. Akurasi informasi inteljen pun kacau balau ketika itu, dugaan demi dugaan terpatahkan.

Ada yang mencurigai agen Israel ikut terlibat, karena sekitar 4000 orang warga Israel itu selamat. Warga Israel itu selamat karena campur tangan Shabak sehingga mereka libur atau tidak masuk kantor saat kejadian itu. Namun semua ini tidak dipublikasikan karena AS telanjur mengecap Osama sebagai tersangka.

Siapa Osama Bin Laden:

Sejak tahun 1999, nama Osama—yang disebut “fundamentalis Islam” oleh media Barat—telah masuk sebagai “10 Tokoh Paling Dicari FBI”. Deplu AS bahkan menjanjikan imbalan 5 juta dolar AS bagi penangkapan dirinya. Belakangan jumlah imbalan semakin naik. Jutawan Kim Schmitz, misalnya, menawarkan 10 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah kepada Osama.

Osama lahir sebagai anak bungsu kontraktor kaya Arab Saudi Muhammad bin Awwad bin Laden dari salah seorang isterinya yang berdarah Suriah (ada yang menyebut Palestina). Lahir di Riyadh pada tahun 1957.

Aktif di organisasi Islam yang radikal sejak usia belasan tahun, Osama kemudian ikut berjihad di Afganistan pada tahun 1979.

Sumber: Djoko Adi walujo (Pemerhati Buku) di blog Unique Collection-Indonesia Book [http://djokoawcollection.blogspot.com/2008/09/tragedi-11-septemberhancurnya-wtc.html]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seri Margasatwa C. Bernard Rutley

Salah satu buku favorit ketika saya duduk di bangku SD adalah Seri Margasatwa karya penulis Australia C. Bernard Rutley, yang mengisahkan dengan sangat menarik mengenai kehidupan hewan di alam liar. Di Indonesia serial ini diterbitkan oleh NV Masa Baru (yang kemudian menjadi Penerbit Ganaco) pada sekitar 1974 (gambar paling kiri). Belakangan seri ini juga diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan (dua gambar yang di tengah). Ternyata terdapat 14 judul buku yang merupakan bagian dari seri ini, antara lain Cakma: Perampok Liar di Bukit Karang (kera babon), Piko: Pengempang Ulung di Air Tawar (kastor), Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya (harimau), dan Loki: Begal Bengis di Padang Salju (serigala). Di pasar buku loak masa kini, serial ini amat sulit diperoleh. Setelah mencari kian kemari, saya mendapatkan satu judul buku Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya di sebuah toko buku daring pada pertengahan 2015. Gambar paling kanan menunjukkan contoh Serial Margasatwa yang sama yang...

kenangan yang ditambah-tambahi atau ingatan yang dikurang-kurangi? | bac...

Sersan Grung-Grung dan Dwianto Setyawan

Disebut Sersan Grung-Grung karena batuknya berbunyi "grung-grung". Dia adalah tokoh cerita anak yang populer pada 1980-an. Nama aslinya Pak Darpodiroto namun lebih dikenal dengan panggilan Sersan Grung-Grung. Bersama mobil tua dan 6 orang anak ( yaitu Raka, Martinus, Samsul, Argo, Ninung dan Linda), dia membantu polisi memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi. Pengarangnya Dwianto Setyawan, kelahiran 12 Agustus 1949, berasal dari Kota Batu, Jawa Timur. Mulanya serial Sersan Grung-Grung dimuat secara bersambung di Majalah Bobo , kemudian dibukukan oleh Penerbit Gramedia. Ada 9 judul yang telah terbit, yaitu (1) Sersan Grung-Grung , (2) Rahasia Gua Jepang , (3) Orang-Orang Serakah , (4) Komplotan Daun Emas , (5) Penyamar Ulung , (6) Rencana Terselubung , (7) Ratu Bergaun Hitam , (8) Rahasia Topeng Berkumis , dan (9) Pala-Pala Motosep . Dwianto Setyawan mulai menulis pada 1972 dan telah menerbitkan puluhan judul novel anak. Termasuk pengarang favorit pada 1980...