Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Ciyus, Miapa(h), dan Bahasa Slang Internet

Sumber: Dok. pribadi. Sebagian besar orangtua mengeluhkan dan bahkan mengkritik pemakaian bahasa para remaja yang belakangan ini konon semakin kacau dan “alay” belakangan ini. Motivator dan konsultan terkemuka Mario Teguh bahkan dalam beberapa kesempatan secara terbuka mengkritik penggunaan bahasa para remaja ini, khususnya penggunaan kata “wkwkwk” yang kerap digunakan di jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter. Namun demikian, beliau pun tidak ragu-ragu dan cukup fasih juga dalam menggunakan bahasa para remaja ini, misalnya menggunakan kata “unyu-unyu” atau singkatan “PHP” dalam beberapa siaran motivasinya. Lantas, apa itu “alay”, “wkwkwk”, “unyu-unyu”, dan “PHP” itu? Lalu, apa pula “ciyus” dan “miapa(h)”, seperti dalam judul tulisan ini? Sebagian dari para remaja kita dengan cepat akan memberikan definisi: “alay” = anak layangan (anak beranjak dewasa yang ingin terkenal sehingga bertingkah aneh-aneh dan karena itu sering dianggap norak), “wkwkwk” = hahahaha ...

“Mission Impossible” Penerbit Indonesia

Sumber: Dok. penulis. Sebuah buku “langka” yang menunjukkan kekeraskepalaan penerbit Indonesia, sekaligus mengupas habis hambatan industri buku di negeri ini.   Industri penerbitan buku di Indonesia bukanlah industri yang populer. Dari segi bisnis, industri itu tak terlalu “menjanjikan”. Perhatikanlah berapa oplah rata-rata setiap buku yang terbit di Indonesia: antara 2.000 hingga 3.000 eksemplar per judul. Ada tambahan lagi, buku sejumlah itu rata-rata terjual dalam waktu 1-2 tahun.   Sebuah buku akan disebut laris (bestseller) apabila bisa terjual habis dalam hitungan beberapa bulan setelah terbit dan mencapai oplah 5.000 eksemplar. Bandingkan dengan buku laris di luar negeri yang bisa mencapai oplah jutaan eksemplar. Buku Stephen Hawking, A Brief History of Time misalnya, telah terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia. Sementara edisi Indonesianya, Riwayat Sang Kala (diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti, Jakarta), “baru” terjual puluhan ribu eksempla...

Jawaban Konkret Seorang Budayawan

Sumber: pustakajaya.web.id Ditulis selama sepuluh tahun, memuat sekitar 3.500 lema, tak pelak buku ini merupakan rujukan paling lengkap tentang Sunda dan kesundaan. Mungkin sudah sangat sedikit anak-anak Sunda masa kini yang melakukan permainan dan nyanyian dengan lirik lagu Pacici-cici Putri pada sore hari yang cerah. Permainan dan nyanyian yang demikian populer pada tahun-tahun silam itu tak lagi mengisi waktu senggang mereka. Lirik lagunya yang ceria: Pacici-cici putri/serélék kembang celempung/ali-ali pamadatan/goréng adat tigurubas/kalau mau kembang apa, mungkin dalam sekian tahun ke depan hanya tinggal dikenang orang melalui cerita orang-orang tua. Dan, hilangnya kebudayaan asli daerah jelas tak cuma monopoli etnis Sunda. Di negara Bhinneka Tunggal Ika yang mengakui pluralitas budaya, justru kebudayaan daerah yang mencerminkan keanekaragaman itu terancam kepunahan. Ajip Rosidi, salah seorang aktivis kebudayaan daerah, menjawab tantangan itu dengan langkah konkr...

Empat Babak dalam Buku Kehidupanku

Kisah tentang Membaca, Meresensi, Menyunting, dan Menulis Buku [1] Pada mulanya adalah membaca. Saya tak ingat sejak kapan persisnya mulai suka membaca. Tapi ayah sering membelikan majalah Bobo pada sekitar 1975-197 6 saat saya duduk di bangku TK dan SD. Bobo pertama kali terbit pada 14 April 1973, dan penampilan majalah itu pada tahun-tahun pertamanya sangat jelas tergambar dalam memori saya. Kisah Bobo, Coreng, Upik, Tut Tut, Bapak, Emak, Paman Gembul, dan tokoh-tokoh keluarga kelinci itu terasa begitu lekat dan hidup dalam imajinasi saya. Pada tahun-tahun selanjutnya, sembari tetap rutin membaca Bobo, saya menemukan pula majalah Si Kuncung yang memuat lebih banyak cerita kaya teks. Majalah anak-anak yang usianya jauh lebih tua dari Bobo ini — t erbit pertama kali pada 1 April 1956 — memperkenalkan saya pada para pengarang cerita anak-anak terkemuka pada masa itu. Ada Soekanto S.A., Trim Suteja, Surtiningsih W.T.,   Ris Therik, H.B. Soepiyo, Mansur Samin, dan ...