Langsung ke konten utama

Ciyus, Miapa(h), dan Bahasa Slang Internet

Sumber: Dok. pribadi.
Sebagian besar orangtua mengeluhkan dan bahkan mengkritik pemakaian bahasa para remaja yang belakangan ini konon semakin kacau dan “alay” belakangan ini. Motivator dan konsultan terkemuka Mario Teguh bahkan dalam beberapa kesempatan secara terbuka mengkritik penggunaan bahasa para remaja ini, khususnya penggunaan kata “wkwkwk” yang kerap digunakan di jaringan sosial seperti Facebook dan Twitter. Namun demikian, beliau pun tidak ragu-ragu dan cukup fasih juga dalam menggunakan bahasa para remaja ini, misalnya menggunakan kata “unyu-unyu” atau singkatan “PHP” dalam beberapa siaran motivasinya.
Lantas, apa itu “alay”, “wkwkwk”, “unyu-unyu”, dan “PHP” itu? Lalu, apa pula “ciyus” dan “miapa(h)”, seperti dalam judul tulisan ini? Sebagian dari para remaja kita dengan cepat akan memberikan definisi: “alay” = anak layangan (anak beranjak dewasa yang ingin terkenal sehingga bertingkah aneh-aneh dan karena itu sering dianggap norak), “wkwkwk” = hahahaha (tertawa terbahak-bahak), “unyu-unyu = (sok) imut-imut, lucu, menggemaskan, “PHP” = Pemberi Harapan Palsu (omong kosong), “ciyus” = serius, dan “miapa(h)” = demi apa.
Sederet kata di atas merupakan contoh dari bahasa yang sering digolongkan oleh para ahli ke dalam ragam bahasa tidak resmi atau slang. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ed. IV, 2008) men­definisikannya sebagai “ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan ang­gota kelompok tidak mengerti.” Longman Dictionary of Contemporary English (Ed. III, 2001) mende­finisikannya sebagai “bahasa yang sangat informal yang me­muat kata-kata baru dan kadang kata-kata yang kasar, khu­susnya yang terbatas digunakan hanya oleh kelompok-kelompok tertentu seperti para kriminal, anak sekolah, atau para pengguna obat terlarang.”
Dari zaman ke zaman, bahasa slang tidak pernah mati, hanya berganti dan mengikuti pola komunikasi zamannya. Ragam bahasa yang digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu itu, pada masanya pernah dipopulerkan melalui siaran radio, kemudian televisi, dan kini makin meluas dengan penggunaan media internet oleh kaum remaja. Internet kini menjadi tempat perkembangbiakan bahasa slang yang paling cepat dan meluas. Semakin berkembangnya penggunaan internet dalam ma­syarakat kita membuat kosakata slang kemudian menjadi begitu lazim digunakan, terutama di kota-kota. Dalam pergaulan di jagat maya, apalagi sejak jejaring­ sosial semacam MySpace, Friendster, Facebook merajai dunia internet, lalu mikroblog seperti Twitter membuat orang dengan mudah berkicau ke seantero jagat, hampir setiap hari kita berha­dap­an dengan bermacam ekspresi slang.
Perkembangan bahasa internet yang “luar biasa” bisa kita lihat dalam bahasa Inggris. Longman Dictionary of Contemporary English Edisi Ketiga tahun 2001 mencantumkan lebih dari 1.000 tambahan kata-kata baru. Ratusan kata di antaranya merupakan kata-kata yang terkait dengan dunia internet. Puluhan di antaranya merupakan singkatan-singkatan, seperti BRB (be right back), LOL (laughing out loud), dan thx (thanks), yang dikatego­rikan sebagai slang internet. Menurut dokumentasi penulis paling kurang terdapat sekitar 6.000 kata slang internet berbahasa Inggris. Sedangkan slang Indonesia memiliki sekitar 5.000 kosakata, sebagian di antaranya berasal dari slang bahasa Inggris, demikian menurut catatan situs dokumentasi slang Indonesia yaitu kamusslang.com.
Karena bersifat musiman pada umumnya kata-kata slang tidaklah bertahan lama. Kata “kece” yang demikian populer pada 1980-an tidaklah begitu dikenal lagi oleh para remaja zaman sekarang. Sama halnya dengan para orangtua zaman sekarang yang agak terkaget-kaget mendengar kata “LOL”, “ciyus” atau “enelan”. Sebagian kosakata bahasa slang 1980-an dan 1990-an dalam Kamus Bahasa Prokem (Prathama Rahardja dan Henri Chambert-Loir, 1988) dan Kamus Bahasa Gaul (Debby Sahertian, 1999) terasa “kuno” pada masa kini. Jadi, mungkin soal “ciyus” ini bukanlah soal yang amat serius.

Komentar

  1. kang tu redy susanto sebenernya sapa?
    saya punya tu buku....
    koq kaya' novel ya isinya
    sumber - sumber informasinya nggak jelas
    yg mana opini yg mana fakta juga kabur
    masa pak harto nyetir mobil sendiri waktu bu tien kena serangan jantung ke RSPAD...
    aneh banget...
    tapi lumayanlah bikin pembacanya terharu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seri Margasatwa C. Bernard Rutley

Salah satu buku favorit ketika saya duduk di bangku SD adalah Seri Margasatwa karya penulis Australia C. Bernard Rutley, yang mengisahkan dengan sangat menarik mengenai kehidupan hewan di alam liar. Di Indonesia serial ini diterbitkan oleh NV Masa Baru (yang kemudian menjadi Penerbit Ganaco) pada sekitar 1974 (gambar paling kiri). Belakangan seri ini juga diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan (dua gambar yang di tengah). Ternyata terdapat 14 judul buku yang merupakan bagian dari seri ini, antara lain Cakma: Perampok Liar di Bukit Karang (kera babon), Piko: Pengempang Ulung di Air Tawar (kastor), Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya (harimau), dan Loki: Begal Bengis di Padang Salju (serigala). Di pasar buku loak masa kini, serial ini amat sulit diperoleh. Setelah mencari kian kemari, saya mendapatkan satu judul buku Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya di sebuah toko buku daring pada pertengahan 2015. Gambar paling kanan menunjukkan contoh Serial Margasatwa yang sama yang...

kenangan yang ditambah-tambahi atau ingatan yang dikurang-kurangi? | bac...

Sersan Grung-Grung dan Dwianto Setyawan

Disebut Sersan Grung-Grung karena batuknya berbunyi "grung-grung". Dia adalah tokoh cerita anak yang populer pada 1980-an. Nama aslinya Pak Darpodiroto namun lebih dikenal dengan panggilan Sersan Grung-Grung. Bersama mobil tua dan 6 orang anak ( yaitu Raka, Martinus, Samsul, Argo, Ninung dan Linda), dia membantu polisi memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi. Pengarangnya Dwianto Setyawan, kelahiran 12 Agustus 1949, berasal dari Kota Batu, Jawa Timur. Mulanya serial Sersan Grung-Grung dimuat secara bersambung di Majalah Bobo , kemudian dibukukan oleh Penerbit Gramedia. Ada 9 judul yang telah terbit, yaitu (1) Sersan Grung-Grung , (2) Rahasia Gua Jepang , (3) Orang-Orang Serakah , (4) Komplotan Daun Emas , (5) Penyamar Ulung , (6) Rencana Terselubung , (7) Ratu Bergaun Hitam , (8) Rahasia Topeng Berkumis , dan (9) Pala-Pala Motosep . Dwianto Setyawan mulai menulis pada 1972 dan telah menerbitkan puluhan judul novel anak. Termasuk pengarang favorit pada 1980...