Langsung ke konten utama

Sumpah, Redy Susanto itu bukan saya!


Buku yang dikira sebagai karya saya. Padahal nama saya Ready Susanto, bukan "Redy Susanto".
Waktu Kang Abdullah Mustappa bertanya mengenai “buku baru saya” tentang “kisah cinta Suharto dan Ibu Tien” yang beredar di Gramedia, saya sempat olohok alias terperangah. Makin olohok ketika Kang Cecep Burdansyah membenarkan keterangan Kang Abdullah itu. Sepanjang ingatan, buku saya yang paling akhir terbit adalah Omgz: Kamus Slang Internet (Khatulistiwa, 2012), sedangkan yang merupakan biografi tokoh adalah Sang Pemimpin (Bejana, 2011). Lagi pula saya tidak merasa sedang atau pernah menulis mengenai tokoh yang disebutkan oleh kedua Akang saya tadi. Namun, karena kedua pernyataan itu sudah saya anggap sebagai “dua alat bukti” maka meluncurlah saya ke toko buku yang dimaksud.
Ketika saya ketikkan kata kunci “Ready Susanto” di baris nama pengarang, yang muncul adalah 2 judul buku saya yang stoknya sudah kosong. Ketika diketikkan kata “kisah cinta”, “Suharto”, dan “Ibu Tien”, tidak muncul judul buku yang dimaksudkan itu. Iseng-iseng saya ketikkan kata “Redy”—seperti itulah banyak orang sering menyalahejakan nama saya—dan muncullah nama “Redy Susanto” itu. Ternyata ini dia judul buku yang dimaksud kedua Akang saya tadi: “The Greatest True Love Story: Soeharto & Tien”. Buku itu terbit pertama kali pada 2013 oleh Octopus Publishing House, Jl. Cempaka No. 112, Perumnas Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, E-mail penerbitkujang@gmail.com, didistribusikan oleh CV Solusi Distribusi, Jl Wulung RT 07 RW 56 Pandean Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta, ISBN 978-602-17685-6-3. Buku itu baru saja beredar rupanya, stoknya masih berjumlah 23 (mungkin sudah terjual 2 eksemplar, dan akan terjual lagi 1 eksemplar karena saya akan membelinya juga).
Atas kemiripan nama pengarang buku itu dengan nama saya, saya cuma bisa tersenyum kecut. Pantas saja kalau kedua Akang saya tadi benar-benar menyangka bahwa buku itu adalah karya terbaru saya. Bukan tidak mungkin hal serupa akan terjadi pula kepada para sahabat saya. Oleh karena itu, melalui woro-woro ini, ingin saya katakan kepada Kang Abdullah Mustappa, Kang Cecep Burdansyah, dan para sahabat saya yang lain bahwa “Redy Susanto itu, sumpah, bukanlah saya”. Waspadalah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seri Margasatwa C. Bernard Rutley

Salah satu buku favorit ketika saya duduk di bangku SD adalah Seri Margasatwa karya penulis Australia C. Bernard Rutley, yang mengisahkan dengan sangat menarik mengenai kehidupan hewan di alam liar. Di Indonesia serial ini diterbitkan oleh NV Masa Baru (yang kemudian menjadi Penerbit Ganaco) pada sekitar 1974 (gambar paling kiri). Belakangan seri ini juga diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan (dua gambar yang di tengah). Ternyata terdapat 14 judul buku yang merupakan bagian dari seri ini, antara lain Cakma: Perampok Liar di Bukit Karang (kera babon), Piko: Pengempang Ulung di Air Tawar (kastor), Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya (harimau), dan Loki: Begal Bengis di Padang Salju (serigala). Di pasar buku loak masa kini, serial ini amat sulit diperoleh. Setelah mencari kian kemari, saya mendapatkan satu judul buku Timur: Pemburu Kejam di Rimba Raya di sebuah toko buku daring pada pertengahan 2015. Gambar paling kanan menunjukkan contoh Serial Margasatwa yang sama yang...

kenangan yang ditambah-tambahi atau ingatan yang dikurang-kurangi? | bac...

Sersan Grung-Grung dan Dwianto Setyawan

Disebut Sersan Grung-Grung karena batuknya berbunyi "grung-grung". Dia adalah tokoh cerita anak yang populer pada 1980-an. Nama aslinya Pak Darpodiroto namun lebih dikenal dengan panggilan Sersan Grung-Grung. Bersama mobil tua dan 6 orang anak ( yaitu Raka, Martinus, Samsul, Argo, Ninung dan Linda), dia membantu polisi memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi. Pengarangnya Dwianto Setyawan, kelahiran 12 Agustus 1949, berasal dari Kota Batu, Jawa Timur. Mulanya serial Sersan Grung-Grung dimuat secara bersambung di Majalah Bobo , kemudian dibukukan oleh Penerbit Gramedia. Ada 9 judul yang telah terbit, yaitu (1) Sersan Grung-Grung , (2) Rahasia Gua Jepang , (3) Orang-Orang Serakah , (4) Komplotan Daun Emas , (5) Penyamar Ulung , (6) Rencana Terselubung , (7) Ratu Bergaun Hitam , (8) Rahasia Topeng Berkumis , dan (9) Pala-Pala Motosep . Dwianto Setyawan mulai menulis pada 1972 dan telah menerbitkan puluhan judul novel anak. Termasuk pengarang favorit pada 1980...